Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
"melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan
orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat
atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke
depan, daya persuasi,
dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir
tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill,
Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa
sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan
untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian
kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas
kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang
harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang
harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan
(integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi
pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum
alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat
lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru
manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat:
"pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi
organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata
Terdapat
empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4
I, yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual
stimulation, dan individual consideration.
Idealized
influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai
panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah.
Inspirational
motivation: kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk
memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Intellectual
Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di
kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan
masalah untuk menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
Individual
consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat
bagi guru dan stafnya.
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam
Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang
lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah,
karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas
tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak
langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan
pemimpin (Moejiono, 2002).
Tipe Tipe kepemimpinan
Tipe
Demokratis
§
Dalam proses penggerakkan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di
dunia
§
Selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
para bawahannya
§
Senang menerima saran, pendapat
bahkan kritik dari bawahannya
§
Selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses dari padanya.
§
Selalu berusaha mengutamakan
kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
§
Berusaha mengembangkan kapasitas
diri pribadinya sebagai pemimpin
§
Para bawahannya dilibatkan secara
aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses
pengambilan keputusan.
Tipe pemimpin
Otokratis
§
Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi
§
Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
§
Menganggap bawahan sebagai alat
semata- mata
§
Tidak mau menerima kritik, saran,
dan pendapat
§
Terlalu bergantung kepada kekuasaan
formalnya
§
Dalam tindakan penggerakannya sering
mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat
menghukum)
Tipe
Kharismatis
§
Hingga kini para pakar belum
berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma,
yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang
amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi
pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
Tipe
Militeristis
§
Sering mempergunakan sistem perintah
dalam menggerakkan bawahannya
§
Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan dalam menggerakkan bawahannya
§
Senang kepada formalitas yang berlebih-
lebihanMenuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
§
Sukar menerima kritikkan dari
bawahan
§
Menggemari upacara- upacara untuk
berbagai acara dan keadaan.
Tipe
Paternalistis
§
Menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa
§
Bersikap terlalu melindungi
§
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
§
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
§
Sering bersikap maha tahu.
Selain itu, tipe pemimpin dibagi
menjadi 11 yaitu :
1. Adaptif
Dalam keadaan normal, mungkin saja
tidak akan ada jawaban yang mudah, tapi setidaknya akan ada sebuah jawaban. Di
saat krisis dan terjadi perubahan di mana-mana, seorang pemimpin harus dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dalam menjalankan bisnisnya.
Seorang pemimpin yang adaptif dapat menyesuaikan diri dan perusahaan dengan
keadaan yang dinamis, menyesuaikan nilai mereka dengan perubahan ya g terjadi,
dan membantu bawahan mereka untuk dapat ikut menyesuaikan diri dan mengenali
perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kepercayaan bawahan tersebut kepada
mereka. Contoh pemimpin adaptif yang dapat Anda lihat adalah Sam Palmisano dari
IBM, dan Ford’s Alan Mulally.
2. Kecerdasan
emosional
Seorang psikolog Daniel Goleman
mengkorelasikan kepemimpinan yang sukses dengan kesadaran akan perasaan diri
sendiri dan perasaan orang lain. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional
sangat bisa mengatur diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain,
dan mereka juga seringkali merupakan orang yang sangat hebat dalam mempengaruhi
(dalam arti yang baik). Semua orang dapat berlatih dan belajar untuk bisa
cerdas secara emosional.
3.
Karismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik
dapat mempengaruhi orang lain untuk melewati kepemimpinan bersama dirinya.
Sembilan puluh tahun yang lalu, sosiologis Max Weber menggambarkan otoritas
kharismatik berasal dari karakter yang luar biasa, pejuang, dan kesucian.
Dewasa ini, kharismatik lebih berhubungan dengan personality seseorang dan tampaknya
susah untuk diajarkan. Seorang pemimpin yang kharismatik dapat menjadi
motifator yang hebat dan seringkali membawa kesuksesan yang luar biasa bagi
perusahaannya. Contoh pemimpin yang kharismatik adalah Theodore Roosevelt.
4.
Authentic
Authenticity, seperti halnya
passion, adalah sebuah kata yang sering digunakan. Tapi kata ini tetap masih
terdengar fresh ketika mantan CEO dari Medtronic, Bill George menggunakan kata
ini untuk menggambarkan pemimpin dengan integritas dan karakter. Itu di tahun
2003, dua tahun setelah runtuhnya Enron dan delapan tahun sebelum Medtronic,
dibawah CEO yang lain, membayar lebih dari dua puluh tiga juta dollar untuk
mengatur klaim untuk membayar kesalahan mereka. Hal ini menunjukan,
seorang pemimipin yang memiliki keaslian, seperti James Goodnight dari
perusahaan software raksasa SAS merupakan seorang bintang dari keteguhan dan
disiplin.
5. “Level
5 leader”
Seperti yang digambarkan seorang
pebisnis hebat Jim Collins, pemimpin level 5 mengejar tujuan dengan kegigihan
seperti seekor singa dan kerendahan hati seperti seekor domba. Orang seperti
ini sangat sulit dicari. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang murah hati,
bertanggung jawab, dan meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan
pribadi. Meskipun banyak entrepreneur yang dikatakan merupakan pemimpin level
5, yang perlu dilihat apakah mereka bisa menekan ego mereka sendiri dalam
menjalankan perusahaan atau tidak.
6. Mindful
leader
Terlalu banyak pemimpin yang
menjalani kepemimpinan mereka berdasarkan pada asumsi lama dan aturan-aturan
yang tidak praktis. Jika pemimpin tersebut memberikan perhatian pada lingkungan
mereka, memperhatikan, menganalisa dan yang paling penting, mendengarkan orang
lain, maka mereka akan menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dapat mendeteksi
perubahan yang terjadi, dan dapat menjadi pelajar yang lebih baik. Kesadararan
ini akan lebih mudah dilakukan oleh para pemimpin muda, yang belum tercemar
oleh pemikiran-pemikiran lama dan kebiasaan-kebiasaan lama. Tapi perusahaan
raksasa juga seringkali melahirkan pemimpin-pemimpin yang mindful.
7. Narsisme
Diluar para pemimpin yang hebat,
terdapat juga beberapa pemimpin yang tidak patut dicontoh. Beberapa diantaranya
adalah pemimpin yang terlalu mencintai dirinya sendiri, atau yang biasa kita kenal
dengan nama pemimpin yang narsis. Pemimpin yang narsis tidak mendengarkan orang
lain, tidak ingin belajar, tidak ingin mengajar, dan tidak suka jika ada
pendapat yang berbeda dari pendapat mereka. Tapi tidak semua pemimpin yang
narsis itu buruk. Psikoanalisis Michael Maccoby menggambarkan satu tipe narsis
yang tidak terlalu buruk. Contoh pemimpin seperti ini adalah Bill Gates dan
Andy Grove. Mereka adalah pemimpin yang visionaris, dan mampu membawa
orang-orang mengikuti visi yang mereka buat. Tipe pemimpin seperti ini ternyata
memiliki pendamping yang mampu menutupi kekurangan mereka, dan tetap menjaga
mereka utnuk rendah hati.
8.
”No-excuse” leadership
Kemiliteran tampaknya merupakan
suatu tempat yang memiliki pembelajaran kepemimpinan yang tinggi dan tidak
pernah berakhir. Kepemimpinan yang “no-excuse” merupakan tipe kepemimpinan yang
biasanya terdapat di dunia militer. Tipe kepemimpinan ini akan mampu membuat
keputusan dengan cepat, bersikap tegas dan keras, dan menunjukan mental yang
kuat. Ini merupakan suatu kebetulan ketika penelitian di tahun 2006 menunjukan
bahwa perusahaan yang dipimpin oleh mantan militer mengungguli S&P 500, dan
pemimpin tersebut bertahan lebih lama dalam pekerjaan mereka. Contoh pemimpin
ini adalah Frederick Smith, mantan angkatan laut yang menjalankan FedEx selama
lebih dari 40 tahun.
9. Menular
Richard Boyatzis dan Annie McKee
menyebutkan bahwa emosi itu menular: Moral seseorang dapat naik dan turun
sesuai dengan mood dari sang pemimpin. Pemimpin yang positif dan bersemangat dapat
menularkan hal itu kepada bawahan mereka dan menularkan antusiasme yang positif
dalam perusahaan. Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa Anda harus
dengan cermat menghitung dan merancang perusahaan Anda, dan seberapa banyak hal
itu akan mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Seorang pemimpin harus mampu
memisahkan permasalahan pribadi dari kehidupan profesional mereka.
10. Melayani
Pemimpin tipe ini adalah pemimpin
yang bersedia untuk melayani bawahannya, tidak tertutup pada batasan jabatan. Pemimpin
tipe ini akan bersedia untuk pertama kali melayani, dan bersedia menjadi contoh
agar bawahan mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Tipe-tipe pemimpin ini
adalah mereka yang memiliki empati yang besar, peduli, dan mau menyembuhkan.
11. Storyteller
Seorang pemimpin harus mampu
bercerita: tentang dirinya sendiri, tentang perusahaan, tentang apa yang
dilakukan pegawai mereka, dan tentang apa yang akan dilakukan mereka di masa
depan. Menceritakan cerita membangkitkan emosi yang tidak dapat dibantah siapapun
juga. Tidak heran, jika tipe pemimpin seperti ini banyak terdapat dan cocok
untuk para entrepreneur, karena para entreprenur membangun sendiri cerita
mereka, dan merekalah yang benar-benar mengerti cerita mereka.
Gaya Pemimpin
1.
Gaya Kepemimpinan Delegatif
Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya
pemimpin memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan
anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor,
2004). Gaya Kepemimpinan adalah suatu ciri khas prilaku seorang pemimpin
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian maka gaya
kepemimpinan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh karakter pribadinya.
Kepemimpinan delegatif adalah sebuah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan
kepada bawahannya yang memiliki kemampuan, agar dapat menjalankan kegiatannya
yang untuk sementara waktu tidak dapat dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai
sebab.
2.
Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan
peraturan”. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur
yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada
umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku
tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan
sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak
boleh lepas dari ketentuan yang ada.
Adapun
karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan
menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan
memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
b. Pemimpin
menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas;
c. Adanya
sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan
standar kinerja yang telah ditentukan.
3.
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil
inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga
gaya ini hanya bias berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi
dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi.
Dalam
gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau
sama sekali membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka hatinya. Adapun
ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut:
•
Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan tugas-tugas,
tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai produser;
•
Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan hadiah atau
penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil,
sebagai dorongan;
•
Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer
bertindak cukup baik;
•
Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas atau
perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk memberikan
pendapatannya.
4.
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Tipe
kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan
tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka
kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia
memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan
baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin yang dapat digerakkan sesuai dengan
kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tak pernah
diperhatikan.
5.
Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
Tipe
kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada hubungan.
Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang dipimpinnya.
Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan
merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna
mendapatkan informasi yang juga akan berguna untuk membuat
kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.
6.
Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu
menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
7.
Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan
jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
8.
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada
tugas. Artinya dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu
organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam
bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut dapat
tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin yang dapat
digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari
bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.
9.
Gaya Kepemiminan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya
Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi
terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena
kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan
seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang
bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
10. Gaya Kepemimpinan Administratif
Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan
kurang inovatif dan telalu kaku pada aturan. Sikapnya konservatif serta
kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung
mencari aman. Model kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis
perubahan yang telah kita bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine change,
serta Limited change.
Dalam
memimpin organisasi, dibutuhkan sebuah pemimpin untuk mengatur segala sesuatu
dalam organisasi tersebut. Akan tetapi, tidak hanya sebuah pemimpin saja yang
dapat mengatur sebuah organisasi, melainkan semua anggota serta pengurus dari
bagian organisasi tersebut ikut berpartisipasi dalam organisasi.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
Kepemimpinan bukan berarti memimpin orang untuk
sesaat (insidental) seperti memimpin upacara bendera, memimpin paduan suara dan
sebagainya. Tapi kepemimpinan lebih kepada seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi.
Tikno Lensufie dalam bukunya yang berjudul “Leadership untuk
Profesional dan Mahasiswa” memberikan pengertian pemimpin
sebagai seseorang yang mampu menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan
organisasi.
Pemimpin tidak berdiri dan bekerja sendiri, tetapi membutuhkan
hal-hal lain yang masuk dalam komponen kepemimpinan:
1.
Pemimpin, yaitu orang yang mampu
menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus
mempunyai visi, spirit, karakter, integritas, dan kapabilitas yang tinggi.
2.
Kemampuan menggerakkan. Yaitu
bagaimana pemimpin menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi
3.
Pengikut. yaitu orang-orang yang
berada dibawah otoritas atau jabatan seorang pemimpin.
4.
Tujuan yang baik, yaitu apa yang
ingin dicapai oleh organisasi tersebut.
5.
Organisasi, yaitu wadah atau tempat
kepemimpinan berada.
Comments
Post a Comment