Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
a. Secara Umum
Pengertian komunikasi secara umum
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi,
secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi
adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat
paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain
yang, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction).
Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunication).
Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi:
Pengertian
komunikasi secara etimologis.
Secara etimologis atau menurut asal
katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communication dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam
pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang
sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah sama,
dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi,
komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika
seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka
komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu
bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak
berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu ddak
komunikatif.
a. Pengertian komunikasi secara terminologis.
Secara terminologis komunikasi
berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana
seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam
komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini
adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang
sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi
manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial
atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang
bermasyarakat terjadinya komunikasi.
Masyarakat terbentuk dari paling
sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai
penjalinnya. Robinson Crusoe, yang hidup menyendiri di sebuah pulau terpencil,
tidak hidup bermasyarakat karena dia hidup sendirian. Oleh sebab itu dia tidak
berkomunikasi dengan siapa-siapa.Dari pengertian di atas/ komunikasi yang
dibahas di sini tidak termasuk komunikasi hewan, komunikasi transendental, dan
komunikasi fisik. Komunikasi hewan adalah komunikasi antarhewan. Gajah dengan
gajah berkomunikasi, bumng dengan bumng berkomunikasi, dan sebagainya. Pada
kenyataannya memang ada manusia berkomunikasi dengan hewan, misalnya polisi
dengan anjing pelacak, petani pembajak sawah dengan kerbau piaraannya, dan
sebagainya. Tetapi komunikasi tersebut tidak termasuk pembahasan di sini.
Komunikasi transendental adalah komunikasi dengan sesuatu yang bersifat “ gaib
” , termasuk komunikasi dengan Tuhan.
Orang yang sedang sembahyang, baik
yang sedang melakukan kewajibannya sebagai umat beragama ataupun yang tengah
meminta sesuatu, misalnya sembahyang hajat atau sembahyang istikharah di
kalangan pemeluk agama Islam, adalah tengah berkomunikasi dengan Tuhan. Tetapi
komunikasi jenis ini bukan komunikasi sosial, komunikasi antarmanusia.
Komunikasi fisik adalah komunikasi yang menghubungkan tempat yang satu dengan
tempat yang lain, misalnya dua tempat yang dihubungkan oleh kereta apt, bis,
pesawat terbang, dan lain- lain kendaraan, yang mengangkut manusia. Tetapi ini
bukan komunikasi sosial atau komunikasi antarmanusia. Jadi, bukan masalah yang
dibahas disini, meskipun ada kalanya terdapat kaitannya pula dengan komunikasi
antarmanusia, misalnya surat berisikan pesan seseorang kepada orang lain yang
diangkut oleh kereta api atau pesawat terbang. Jadi, teknik berkomunikasi yang
menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan di sini adalah komunikasi antara
seseorang dengan orang lain, komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang,
sebagaimana ditegaskan di atas, mengandung makna “ proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain ” .
b.
Secara Paradikmatis
Pengertian komunikasi secara
paradigmatis Telah dijelaskan di muka dalam pengertian secara umum komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial. Komunikasi dalam
pengertian ini sering terlihat pada perjumpaan dua orang. Mereka saling
memberikan salam, bertanya tentang kesehatan dan mengenai keluarga, dan
sebagainya. Atau dapat disaksikan pada duaorang yang , meskipun tidak saling
mengenai sebelumnya, tetapi karena duduk berdekatan, lalu terlibat dalam
percakapan, misalnya di dalam kereta api, bis, atau pesawat terbang.
Pada kedua contoh situasi komunikasi
itu tidak terdapat tujuan apa- apa, tetapi sekadar membunuh waktu karena
rasanya tidak enak duduk bersama-sama berjam-jam tanpa saling menyapa. Dalam
pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan ter- tentu; ada yang
dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa
seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmassa,
misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spandoek, dan sebagainya.
Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional
(intentional), mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan
perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesanyang
akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.
Mengenai pengertian komunikasi secara
paradigmatis ini banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari
sekian banyak definisi itu dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan
maknanya yang hakiki, yaitu: Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung
melalui media. Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu
atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior).
Jadi ditinjaudari segi si penyampai pernyataan, komunikasi yangbertujuan
bersifat informatifdan persuasif. Komunikasi persuasif (persuasive
communication) lebih sulit daripada komunikasi informatif (informative
communicattion), karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau
penlaku seseorang atau sejumlahorang. Demikian pengertian komunikasi secara
umum dan secara paradigmatis yang penting untuk dipahami sebagai landasan bagi
penguasaan teknik berkomunikasi.
2.
Unsur Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada
seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya
komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media,
penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen
komunikasi.
1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi
akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam
komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga
dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering
disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.
2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam
proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.
Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied Cangara, 2008;22-24).
3. Media, Media adalah alat sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada
beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media
yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata
dan teliga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam
pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu,
sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku
ini, ialah media yang digolongan atas empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang
(antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan
telpon. Media kelompok, Dalam
aktivitasa komunikasi yang melibatkan khlayak lebih dari 15 orang, maka media
komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat,
seminar, dan konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal
penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media komunikasi
kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah media komunikasi yang
dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang
dari luar organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an
orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik.
Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak tersebar tanpa
diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, dan televisi (Hafied Cangara, 2008;123-126).
4. Penerima, Penerima adalah pihak yang
menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri
satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima
biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience ataureceiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa
keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak adanya penerima
jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak
diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering
kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan,
sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan
perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat
penerimaan pesan (Hafied Cangara, 2008;22-27).
3.
Penyaluran Ide Melalui Komunikasi
Komunikasi
dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang
bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa
menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari.
Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan
perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam
menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita
(sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun
tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah
solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan
tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang
kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Ide (gagasan)
2. Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
3. Penyaluran(Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
4. Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
5. Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
6. Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam
membina kerja sama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka
membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah
dan tujuan organisasi.
Agar
tercapai koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu sangat penting
dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga
koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu
keputusan adalah rasional secara sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana
terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja oleh individu atau organisasi, dan
suatu keputusan adalah rasional secara organisasional bila keputusan diarahkan
ke tujuan-tujuan individual.
Pengambilan
keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam
akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan
dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan
atau lingkungan organisasi.
4.
Hambatan dalam Komunikasi
Faktor-faktor Penghambat
Komunikasi
1.
Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi
berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti bahwa komunikator harus
memperhatikan situasi ketika komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat
berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama situasi yang berhubungan
dengan faktor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis.
a. Hambatan Sosiologis
Masyarakat terdiri dari
berbagai golongan dan lapisan yang menimbulkan perbedaan dalam status sosial,
agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya yang
kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran komunikasi.
b. Hambatan Antropologis
Komunikasi akan berjalan
lancar jika suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikan
secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian received atau secara inderawi,
dan dalam pengertian accepted atau secara rohani.
Seorang pemirsa televisi mungkin
menerima acara yang disiarkan dengan baik karena gambar yang tampil pada
pesawat televisi amat terang dan suara yang keluar amat jelas, tetapi mungkin
ia tidak dapat menerima ketika seorang pembicara pada acara itu mengatakan
bahwa daging babi lezat sekali. Si pemirsa tadi hanya menerimanya dalam
pengertian accepted. Jadi teknologi komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak
akan berfungsi.
c. Hambatan Psikologis
Faktor psikologis seringkali
menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal ini umumnya disebabkan si komunikator
sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi
sulit untuk berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa
kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psokologis lainnya; juga jika komunikasi
menaruh prasangka (prejudice) kepada komunikator.
Prasangka merupakan salah
satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karna orang yang berprasangka
belum apa-apa bersikap menentang komunikator. Pada orang yang bersifat
prasangka emosinya menyebabkan dia menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran
secara rasional.
Prasangka sebagai faktor
psikologis dapat disebabkan oleh aspek antropologis dan sosiologis; dapat
terjadi pada ras, bangsa, suku bangsa, agama, partai politik, kelompok dan apa
saja yang bagi seseorang merupakan suatu perangsang disebabkan dalam
pengalamannya pernah di beri kesan yang tidak enak. (Effendy, 1986 : 13)
2.
Hambatan Semantis
Jika hambatan
sosiologis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak komunikan, maka hambatan
semantis terdapat pada diri komunikator.
Faktor semantis menyangkut
bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran
dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasinya, seorang
komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah
ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding)
atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan
salah komunikasi (miscomunication).
3.
Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai
pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang
kita alami dalam kehiduan sehari-hari; suara telepon yang krotokan, ketika
huruf yang buram pada surat, suara yang hilang-muncul pada pesawat radio,
berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang
meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-lain.
4.
Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi
disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi,
jadi datangnya dari lingkungannya.
Contoh hambatan ekologis adalah suara riuh orang-orang
atau kebisingan lalu-lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang
lewat, dan lain-lain pada saat komunikator sedang berpidato. (Effendy,
1986 : 16)
5.
Klasifikasi komunikasi dalam Organisasi
Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya :
Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan secara langsung adalah
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka
secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. Lisan
ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada
saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang
dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain
sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.
Komunukasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang di
lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung
dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh
penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms,
surat elektronik, dan lain sebagainya.
Komunikasi tertulis juga dapat melalui naskah-naskah yang
menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks
dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat
menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula
dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa
merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada
aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu
fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.
Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah
proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata.
2. Dari segi arahnya :
Komunikasi
keatas
Porsi ini sebenarnya dituntut untuk seimbang
dengan komunikasike baawah. Berbeda dengan komunikasi ke bawah,
komunikasike atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah
kejenjang yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak sara,pertemuan
kelompok, pengaduan, dan sebagainya.
Komunikasi
kebawah
Mengalir dari orang pada hierarki yang lebih
tinggi ke jenjangyang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk instruksi, memoresmi,
prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.
Komunikasi
diagonal
Merupakan jalur komunikasi yang paling jarang
digunakan,komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para anggiotatidak dapat
berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.
Komunikasi
horizontal
Merupakan pertimbangan utama dalam desain
organisasi,namun organisasi yang efektif memerlukan juga komunikasihorizontal
yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dariberaneka ragam fungsi
keorganisasian. Misalnya, komunikasiantar produksi dan pemsaran dalam
organisasi bisnis, dsb.
Komunikasi
satu arah
Pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada
timbal balik).
Komunikasi
Dua Arah
Berbicara dengan adanya timbal balik/ saling
berkomunikasi.
3. Dari segi lawannya :
Komunikasi
Satu Lawan Satu
Berbicara dengan lawan bicara yang sama
banyaknya Contoh : berbicara melalui telepon
Komunikasi
Satu Lawan Banyak (kelompok)
Berbicara antara satu orang dengan suatu
kelompok. Contoh : kelompok warga menginterogasi maling.
Kelompok
Lawan Kelompok
Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok
lain. Contoh : debat partai politik.
4. Dari segi keresmian :
Komunikasi
formal
Komunikasi
yang memperhitungkan tingkat ketepatan, keringkasan, dan kecepatan komunikasi.
Komunikasi
informal
Komunikasi informal adalah komunikasi antara
orang yang ada dalam suatu organisasi , akan tetapi tidak direncanakan atau
tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal adalah
untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal , penyebaran
informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu , gosip , atau rumor .
=================================================================
Menurut
saya, kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari system dan tatanan
kehidupan social manusia atau masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat terlihat
pada setiap aspek kehidupan sehari hari manusia. Dimulai dari bangun tidur
hingga beranjak tidur pada malam hari. Kita selalu terlibat dalam proses
komunikasi sepanjang waktu. Beberapa waktu kita habiskan untuk mengobrol,
membaca Koran, mendengarkan radio, menonton acara tv dan lain sebagainya.
Kemudian
hal hal penting dalam komunikasi dapat kita lihat dalam kehidupan manusia.
Komunikasi telah menjadi inti dari kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang
ini. Oleh karena itu, komunikasi memegang peranan penting dalam kaitannya
dengan pembentukan masyarakat.
Seperti
yang dikatakan oleh Tannen (1996) bahwa kita butuh saling berdekatan agar
merasa berada dalam suatu komunitas dan tidak merasa sendiri didalam dunia.
Dikutip dari buku Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.
Ada
beberapa pendapat bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Ada juga yang
menyebutkan komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan (berupa
lambing,suara,gambar,dan lain lain) dari suatu sumber kepada sasaran (audience)
dengan menggunakan saluran tertentu.
Hal
ini dapat digambarkan dengan sebuah percakapan sebagai bentuk awal dari sebuah
komunikasi dengan istilah lain disebut dengan komunikator. Orang yang sedang
mendengarkan disebut sebagai audience, sasaran, pendengar, atau audience. Dan
orang yang sedang berbicara adalah sumber atau source.
Bentuk
komunikasi yang lebih kompleks adalah sebuah artikel atau surat kabar. Dalam
hal ini, yang merupakan pesan adalah segala sesuatu yang disebutkan didalam
artikel tersebut sedangkan audiencenya adalah siapa saja yang membaca artikel
tersebut. Sementara sumber dari artikel adalah siapa saja yang sudah memberikan
sumbangan terhadap lahirnya artikel tersebut.
Willbur
Scharmn menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing), Scharmn
menguraikan dengan demikian “Komunikasi berasal dari bahasa latincommunis yang
artinya umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi sebenarnya kita
sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang yaitu
kita berusaha berbagi informasi, ide dan sikap.
Dalam
buku teori komunikasi massa yang ditulis oleh Wiryanto, terdapat beberapa
rangkuman tentang komunikasi massa. Diantara adalah
Komunikasi
massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan alat alat yang kita kenal
dengan nama media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film, dan
televise komunikasi maya. Komunikasi massa juga sering disebut dengan
komunikasi media massa.
Media
massa memiliki kapasitas dapat melipat gandakan pesan pesan komunikasi dalam
jumlah yang amat besar serta menyebarluaskan dalam waktu yang relative cepat
kepada sejumlah audience.
Massa
dalam komunikasi massa atau media diartikan sebagai sasaran sasaran media
komunikasi massa atau yang terjangkau oleh media massa. Massa meliputi semua
lapisan masyarakat yang tersebar dalam berbagai lokasi, tetapi dalam waktu yang
sama atau hampir bersamaan memperoleh pesan pesan yang sama.
Kehadiran
komunikasi massa dalam masyarakat adalah mengembangkan fungsi fungsi selaku
decoder, interpreter dan encoder atau fungsi fungsi the watcher, the forum dan
the teacher.
Media
massa adalah sarana utama untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi.
Peningkatan tingkat pendidikan tidak bisa lepas dari sumbangan media. Tetapi,
hak public untuk mendapatkan informasi yang benar sering tidak dijamin
dikarenakan adanya pengaruh dalam kepentingan kepentingan hal politik, ekonomi,
dan budaya.
Bukan
hanya public yang akan dirugikan tetapi kecenderungan yang juat dating dari
tuntutan pasar telah mengubah secara mendasar system media. Sehingga
pertimbangan pendidikan, pencerahan, analisis kritis dan hiburan yang sehat
diabaikan demi mendapatkan sebuah keuntungan semata.
Dalam
komunikasi massa terdapat beberapa unsur, sumber utama dalam komunikasi massa
adalah lembaga, atau organisasi. Yang
dimaksud lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, radio, atau
televisi Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa
dibandingkan dengan berbicara tanpa fasilitas organisasi.
Organisasi
memiliki rasio keluaran yang tunggu atas masukannya, oleh karena itu organisasi
sanggup melakukan encode ribuan atau jutaan pesan pesan yang sama pada saat
yang bersamaan. Jadi, pesan pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam
jumlah yang sangat banyak.
Media
yang mempunyai kemampuan menyalurkan adalah surat kabar, radio, film, televisi,
dan internet. Peralatan mekanik digunakan untuk menyebarluaskan pesan secara
cepat, luas dan langsung.
Perbedaan
komunikasi massa dengan komunikasi pribadi terletak pada alat alat atau sasaran
yang digunakan serta tujuan digunakan alat alat tersebut. Komunikasi dengan
meggunakan media massa membawa berbagai konsekuensi.
Proses
komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan. Dalam buku Pengantar Teori Manajemen Komunikasi,
beberapa pakar mendefinisikan komunikasi sebagai berikut
1. Komunikasi
adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada
siapa dengan efek apa (Laswell).
2. Komunikasi
merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang
lain dengan maksud tertentu.
3. Komunikasi
adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda tanda (alamiah
atau universal berupa symbol symbol berdasarkan perjanjian manusia)
4. Komunikasi
adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulant
biasanya dengan lambang lambang bahasa untuk mengubah tingkah laku orang lain
((Hovland)
5. Komunikasi
adalah penyebaran informasi ide ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang
kepada orang lain melalui symbol symbol (Theodorson dan Thedorson)
6. Komunikasi
adalah seni menyampaikan informasi ide
dan sikap seseorang kepada orang lain (Edwin Emery)
7. Komunikasi
adalah proses social dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak
mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk
perilaku manusia dan adat kebiasaan (William Albig)
8. Komunikasi
adalah proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia (Delton E, Mc
Farland)
9. Komunikasi
berarti suatu mekanisme suatu hubungan antar manusia yang dilakukan dengan
mengartikan symbol symbol secara lisan dan membacanya melalui riang dan
menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley)
10. Komunikasi
merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses
tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap tahap yang
memudahkan peralihan maksud tersebut (A. Winnet)
Dalam
komunikasi, kita membutuhkan sebuah proses. Proses komunikasi adalah setiap
langkah mulai dari menciptakan informasi sampai dengan dipahami oleh komunikan.
Joseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Dalam hal ini,
komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen saling terkait. Pelaku dalam
komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan.
Dalam komunikasi, setiap elemen
transaksi harus berkaitan dengan elemen lainnya. Artinya setiap elemen
komunikasi saling bergantung satu dengan lainnya. Tidak pernah berdiri sendiri
dan masing masing komponen elemen saling berkaitan dengan elemen lainnya.
William G. Scott mengutip pendapat
Babcock dalam Thoha (1977) mengatakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi
komunikasi. Diantaranya adalah
1. The
act (perbuatan)
Pada
umumnya lambang lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau keadaan tertentu
tanda tanda lainnya dapat juga dipergunakan.
2. The
scene (adegan)
Adegan
merupakan salah satu factor dalam komunikasi menekankan hubungan dengan
lingkungan komunikasi.
3. The
agent (pelaku)
Individu
individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku
pelaku komunikasi.
4. The
Agency (perantara)
Alat
alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara.
5. The
purpose (tujuan)
Menurut
Grace dalam Thoha (1977) terdapat 4 macam tujuan. Yaitu :
1. Tujuan
fungsional adalah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai suatu
tujuan
2. Tujuan
manipulasi adalah tujuan yang dimaksudkan untuk menggerakan orang orang yang
mau menerima ide.
3. Tujuan
keindahan adalah tujuan yang dimaksudkan untuk menciptakan tujuan tujuan yang
bersifat kreatif.
4. Tujuan
keyakinan adakah tujuan yang bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan
keyakinan orang orang.
Setiap
aktivitas komunikasi pasti memiliki efek dalam komunikasi paradigmatic,
disebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola yang meliputi sejumlah
komponen serta memiliki dampak dampak tertentu.
Dalam
tujuan berkomunikasi, tujuan utama adalah menghibur, memberikan informasi, dan
mendidik. Dengan tujuan tersebut berdampak pada peningkatan pengetahuan,
membangun kesadaran dan mengubah perilaku.
Dalam
buku pengantar teori dan manajemen komunikasi, menurut Everett M. Rogers dan R.
Agarwala dalam bukunya Communication in Organization sebagaimana dikutip oleh
Drs. Onong U. Effendy, MA (1984) menyebut suatu system. Secara lengkap
organisasi didefinisikan sebagai suatu system yang mapan dari mereka yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan
pembagian tugas.
Dalam
buku Penelitian komunikasi kualitatif, yang dibuat oleh penulis Pawito Ph.D.
terdapat beberapa kesimpulan, yaitu
Bertolak
dari hasil analisis serta telah dikemukakan maka beberapa kesimpulannya dapat
ditarik, yaitu media massa memberikan kontribusi dalam proses pengembangan
demokrasi di Indonesia selama periode pemilu 1999. Kontribusi tersebut meliputi
penyebarluasan informasi beragam sudut pandang mengenai pemilu 1999. Dalam hal
ini, televisi menjadi media massa yang relative lebih unggul dibandingkan dengan
media massa lainnya.
Peran
media massa yang tidak selalu bersifat deterministic tetapi bersifat interaksi
dengan factor factor lain dalam masyarakat. Media massa sehubungan dengan
perannya dalam pengembangan demokrasi terbukti berinteraksi dengan faktor lain
terutama dengan partai politik.
Dalam
komunikasi organisasi, terdapat beberapa kesimpulan analisis, berikut adalah hasil kesimpulan
yang terdapat pada kutipan buku pengantar teori dan manajemen komunikasi.
Komunikasi
dalam organisasi khususnya mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi
dimensi struktur organisasi. Komunikasi dengan luar organisasi adalah
pertukaran pesan antara organisasi atau masuknya arus informasi dari luar
(lingkungan ke dalam organisasi).
Analisis
jaringan komunikasi memfokuskan perhatian secara sistematis pada hubungan
hubungan antarunit unut analisis. Hubungan hubungan ini menyangkut hubungan
keluar yaitu mengenai hubungan hubungan antar individu dan antar kelompok
maupun hubungan antar anggota anggota suatu kelompok atau unit analisis.
Berbagai
penelitian menunjukan bahwa para anggota
masyarakat tidak selalu menerima informasi melalui media massa, melainkan lebih
sering menerima informasi melalui jaringan sosialnya.
Model
komunikasi linear bergerak dari kiri ke kanan yang menganggap bahwa media
adalah pasif tidak memadai untuk menggambarkan proses komunikasi. Komunikasi
bukan sekedar suatu aksi reaksi. Tetapi merupakan suatu pertukaran
transaksional antara dua individu atau lebih.
Komunikasi
bukan sekedar proses pemindahan informasi, tetapi proses konvergensi dimana dua
orang atau lebih berpartisipasi dalam bertukar informasi untuk mencapai suatu
pengertian antara satu dengan yang lainnya ke suatu titik yang sama atau menuju
satu sama lain.
Comments
Post a Comment